TUGAS
ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA
DAN TANGGUNG JAWAB
Disusun Oleh :
Nama Kelompok Bab 9 :
1.
Angga Sanjaya (1B215029)
2.
Dedi Purwanto (1B214197)
3.
Rommy Salvani (1B214334)
UNIVERSITAS
GUNADARMA
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu ’alaikum Wr.Wb
Bismillahirrohmanirohim
Puji syukur penulis
panjatkan ke hadirat Allah SWT. Bahwa penulis telah menyelesaikan tugas mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar dengan membahas tentang Manusia dan Tanggung Jawab dalam
bentuk makalah. Dalam penyusunan tugas dan materi ini, tidak sedikit hambatan
yang penulis hadapi, namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan teman-teman kelompok, dorongan dan
bimbingan orang tua, sehingga kendala – kendala yang penulis hadapi teratasi .
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu
Sulistining Trimulyani sebagai dosen pembimbing saya dalam mata kuliah Ilmu
Budaya Dasar yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga
penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua yang telah membantu, membimbing dan
memberi semangat kepada kami sehingga tugas ini dapat selesai.
3. Serta kepada teman – teman kelompok yang telah
berkerja sama dalam pembuatan tugas dan semua pihak yang selalu mendukung dalam
pembuatan tugas makalah ini.
Demikianlah makalah ini
saya buat, saya menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,
demi pembuatan makalah yang lebih baik selanjutnya.
Wassallamu’alaikum Wr.Wb
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada
dalam satu naungan atau berdampingan. Tanggung Jawab adalah suatu kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya baik disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung Jawab juga berati berbuat sebagai wujudan atas
perbuatannya. Setiap manusia memiliki tanggung jawab masing-masing. Diantaranya
tanggung jawab seorang pelajar atau mahasiswa akan belajar, tanggung jawab
seorang dosen kepada mahasiswa atau mahasiswinya, tanggung jawab seorang
presiden kepada negara dan rakyatnya, tanggung jawab seorang ayah kepada istri
dan anak-anaknya, dan tanggung jawab manusia kepada Tuhan yang telah
Menciptakan kita.
Selain tanggung
jawab, dalam diri manusia juga terdapat pengabdian. Pengabdian dapat diartikan
sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin mengabdi kepada orangtua, kepada
agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa dan negara dimana pengabdian akan
mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukannya yang biasanya
akan dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya. Sebagai contoh, bila
orang tua mengabdi untuk mengasuh anak-anaknya berkemungkinan besar nanti
anak-anaknya akan berbakti juga kepada kedua orangtuanya, biarawan/wati yang
mengabdi kepada agama dan Tuhannya nantinya akan dibalas amalannya di surga,
ataupun pengabdian seorang pegawai negeri pada bangsa dan negaranya biasanya
akan diberi semacam penghargaan/tanda jasa dari negara yang bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian dan Tanggung Jawab
Tanggung
jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa
indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah
makhluk yang bertanggung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupakan
makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia
memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan
sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis.
Dalam konteks sosial manusia merupakan
makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai
sclera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang dalam jaminan sosial
harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus nilai yang
telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam konteks individual
berkaitan dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk individual artinya
manusia harus bertanggung jawab terhadap dirinya (seimbangan jasmani dan
rohani) dan harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya).
Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila
ia mentiliki kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya
juga muncul sebagai akibat keyakinannya terhadap suatu nilai. Demikian pula
tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, manusia sadar akan keyakinan dan
ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.
Tanggung
jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.Orang yang bertanggung
jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi
tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain,
tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan
akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya. Selain itu juga orang yang
bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain. Tanggung
jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang
dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan
dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah
tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.
Kewajiban Terbatas
Kewajiban ini
tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang. Contohnya undang-undang
larangan membunuh, mencuri yang disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
2.
Kewajiban tidak Terbatas
Kewajiban
ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung jawab
terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati,
seperti keadilan dan kebajikan.
Orang
yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, karena orang
tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan
oleh dirinya atau orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung
jawab akan menghadapi kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau
nilai-nilai yang berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang sehubungan
dengan masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral
dan rasa hormat diri terhadap pertanggungjawaban. Orang yang bertanggung jawab
itu akan mencoba untuk berbuat adil. Tetapi adakalanya orang yang bertanggung
jawab tidak dianggap adil karena runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan
runtuhnya keimanan terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu akan mempertanggung
jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan lah yang bisa
memberikan hukuman atau cobaan kepada manusia agar manusia mau mempertanggung
jawabkan atas segala perbuatannya.
2.2 Macam-Macam Tanggung Jawab
1. Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut
sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang
pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri,
perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang
tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi
mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam
mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu diberi
Tanggung Jawab.
2. Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga.
Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain
yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab
kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi
Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan
kehidupan.
3.
Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula,
bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat.
Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia
terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari
sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi
pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak langsung
manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala
kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan
orang lain.
Kekuatan pada manusia
pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya
saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia
lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan yang
dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia
ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman
sekarang dan akan datang.
Dalam
semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang
lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau
kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala
yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat
bantuan atau kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian
melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan
apa yang terbaik bagi orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung
Jawab manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.
4.
Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu
kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu
negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat
olah norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak
dapat berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawab kepada negara.
5.
Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia
ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai
ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana
pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam
sekitarnya. Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat.
Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik
yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung
jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan istilah agama atas
segala dosanya.
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan.
Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan
kelalaiannya itu diakhirat kelak. Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman
Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya,
maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian
adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah
dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan
hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat
lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.
2.3 Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud
dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu
sendiri.
1. Pengabdian
Pengabdian
adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebaga perwujudan,
kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu
ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas. Timbulnya pengabdian itu pada
hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita bekerja keras dari pagi sampai
sore dibeberapa tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti
mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga. Lain halnya
jika keluarga kita membantu teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai
berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi
hanya bantuan saja.
Macam-macam pengabdian :
1.
Pengabdian kepada keluarga
Pada
hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan cinta
dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan
pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang
tidak disertai pengabdian. Berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian
kepada keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri
kepada suami dan anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.
2.
Pengabdian kepada masyarakat
Manusia
dalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena
tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di
masyarakat tidak mau memesyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri, maka
apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh
masyarakat, cepat atau lambat ia akan menyadai dan menyerah kepada masyarakat
lingkungannya. Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau
mengabdikan diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab
kepada masyarakat. Oleh karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama
baiknya pula. Bila remaja masyarakat kampungnya terkenal dengan “remaja berandal”
suka berkelahi, mengganggu orang, atau merampas hak orang lain, maka
bagaimanapun juga ia akan merasa malu.
3.
Pengabdian kepada Negara
Manusia
pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara.
Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini
biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa
pengabdian.
4.
Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada
sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan
manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada
Tuhan Yanag Maha Esa. Selain itu juga manusia harus menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
2.
Pengorbanan
Pengorbanan berasal
dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan
berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang
bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung
pamrih. Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih
dapat dirasakan bila kita membaca tau mendengarkan ceramah di masjid. Dari
kisah para tokoh atau nabi, manusia memperoleh tauladan yang baik, sebagaimana
mestinya wajib berkorban bagi orang yang mampu atau orang memiliki harta yang
lebih.Wajib korban ini telah dikisah pada jaman Nabi Ibrahim mendapat perintah
dari Allah SWT untuk mengorbankan putra tunggalnya yang bernama Ismail.
Walaupun Nabi Ibrahim sangat sayang pada putranya tersebut, akan tetapi
perintah Allah SWT untuk mengorbankan putranya tetap dipatuhi dan dilaksanakan.
Allah SWT menguji kesetiaan dan besarnya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim
sampai hati melihat pisaunya menancap dan dipotongkan keleher putranya yaitu
Ismail, tetapi ia sudah bertekad setia menjalankan perintah Allah SWT. Kemudian
terbukti, bahwa putranya yang mau dikorbankan kepada Allah SWT sudah berganti
biri-biri.
Pengorbanan yang dilakukan oleh
Nabi Ibrahim kepada Allah SWT lebih tinggi kadarnya daripada pengorbanan Nabi
Ibrahim sekarang yang ditiru oleh umat islam yang menjalankan ibadah haji di
Tanah Suci maupun umat islam di wilayah lain dengan mengorbankan ternak seperti
kambing dan sapi untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban atau
pada hari raya Idul Adha. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak
begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan
merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda,
pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan
secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan
saja diperlukan dan dilakukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada
perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu
misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Dalam pengabdian
selalu dituntut pengorbanan, akan tetapi pengorbanan belum tentu menuntut
pengabdian
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada
dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu
keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung
resiko atas segala hal yang telah dilakukan atau diperbuat menjadi tanggung
jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil,
bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang
bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi
dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk kepentingan
orang lain ataupun orang banyak. Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh
kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan
tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain/banyak.
Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapai kesulitan, sebab
ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya tidak mengikuti
aturan, norma serta nilai-nilai yang berlaku. Selain itu wujud dari tanggung
jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah
suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
3.2 Saran
Jadilah
manusia yang betanggung jawab bagi diri sendiri maupun orang lain.
Daftar Pustaka
Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta :
Universitas Gunadarma.
Promo Terbaru, Buruan Bergabung bersama kami.......
BalasHapusAgen Bola,Togel,Sabung Ayam,Bola Tangkas Terbaik Sepanjang Masa.....
Pastikan Anda Tidak Ketinggalan Promo Menarik dari kami.....
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
Live Chat Online 24 JAM NONSTOP !!!
WA : +628122222995
Pin BBM : BOLAVITA / D8C363CA (NEW)
bandar sabung ayam Bolavita