KESEMPATAN PASAR
Pasar Potensial
Ritel
Pasar modern yaitu fenomena pasar modern
di zaman modern ini sudah seperti jamur yang tumbuh subur di musim hujan di
mana-mana, terutama di kota besar, banyak dijumpai pasar modern asuransi zurich
garap pasar ritel – kompas.com selama ini bergerak di pasar korporat, Asuransi
Zurich mulai serius menggarap pasar ritel di Indonesia geoeduplanet perempuan sebenarnya memiliki kemampuan yang
sama dengan laki-laki dalam berbisnis yang perlu diperhatikan adalah memilih
bisnis yang cocok untuk dirinyaConsulting selling leads-Consulting,Business,Information
Services Consulting Company Global Project Ukraine provides professional
consulting services, assistance in organization of effective business processes
for internationalarasel Teknik Strategi Distribusi Eceran Untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar dibutuhkan strategi distribusi yang tepat untuk
menyalurkan barang atau jasa Pasar Potensial Ritel.
Ritel adalah ujung tombak bagi marketer
dalam memasarkan produknya. Semakin kuatnya pengaruh ritel di konsumen membuat
ketergantungan marketer terhadap peritel juga semakin besar.Namun demikian
masih banyak peritel yang lebih bermental pedagang. Hanya menjadi perantara
yang mengambil marjin setinggi-tingginya. Padahal banyak sekali aspek marketing
yang bisa dijalankan supaya hubungan antara marketer dengan konsumen (lewat
ritel) bisa berjalan harmonis.
Dari
sisi konsumen, pada jaman sekarang ritel bukan sekedar toko. Ada keterlibatan
emosional yang harus dibangun dengan pelanggan. Ada unsur kepuasan yag harus
dijaga terus menerus. Ada brand experience yang harus dirasakan oleh konsumen.
Itulah sebabnya peritel pada masa sekarang ini juga harus memiliki strategi
marketing yang jitu. Oleh karena itu bisnis ritel harus dapat berinovasi secara
berkesinambungan Menurut Barry Lemmon, Global Head of Retail & Shopper
Insights, TNS International, landscape bisnis ritel dalam beberapa tahun ke
depan akan bergerak mengikuti perkembangan teknologi dan bertransformasi secara
menyeluruh konsumen akan lebih banyak berinteraksi kepada para penjual dan
pemasok, dengan mengoptimalkan kapabilitas jaringan melalui media online maupun
komunitas yang semakin berperan besar dalam hubungan dan interaksi sosial Customer
involvement dalam tahapan awal pengembangan produk menjadi semakin penting,
serta masa depan dari industri ritel adalah people-power melalui peningkatan
tawar konsumen secara bersama-sama dan terorganisir.
Memulai Bisnis
Ritel
Memutuskan
untuk memulai bisnis ritel menjadi pilihan yang sangat tepat dalam kondisi saat
sekarang. Dewasa ini banyak masyarakat yang mengadopsi gaya hidup yang modern
dan mengutamakan kenyamanan dan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan harianya.
Semakin dekatnya toko ritel dengan kawasan pemukiman penduduk serta dengan
iming-iming harga murah, pilihan barang yang bervariasi, hal ini jelas
memberikan solusi bagi masyarakat yang kian sibuk, suami istri bekerja, yang
tidak ada waktu lagi untuk berbelanja di pasar tradisional yang jauh dari
rumah, becek serta jam buka yang pendek. Sementara itu kebutuhan akan 9 bahan
pokok, perawatan tubuh, perlengkapan rumah tangga, perlengkapan bayi sampai
makanan ringan kian hari makin meningkat.
Dimasa mendatang jumlah konsumen dalam
katagori usia 11 sampai 50 tahun adalah konsumen potensial, terus tumbuh dan
bertambah, Dengan demikian keuntungan berlipat dan bisnis yang terus tumbuh
bukan hanya impian semata namun sudah menjadi kenyataan. Selain faktor
keuntungan fakta membuktikan bahwa bisnis retail tumbuh dengan pesat sepanjang jaman,
itu terbukti pada saat semua sector bisnis terpuruk karena krisis ekonomi th
1998, bisnis ritail tidak berdapak bahkan semakin berkembang.
Disamping itu, bisnis ini merupakan mata
pencaharian yang paling banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, umur bisnis
ritel atau berdagang juga paling panjang di banding sektor lain, Orang
berdagang sudah ada sejak jaman dahulu sebelum modernisasi membuka peluang
kesempatan kerja. Berdagang sudah menjadi mata pencaharian umum sebelum pabrik2
mulai dibuka dan merekrut ribuan tenaga kerja.
Sejak zaman nenek moyang kita, penjual
beras, sayur dan buah-buahan sudah meramaikan pasar tradisional kita semua
orang bisa dengan mudah menjalankan bisnis ini. Seiring dengan pekembangan
jaman, saat ini bisnis retail sudah mulai dikelola dengan system yang modern
dan canggih, dari yang menjanjikan harga murah hingga yang memberikan atmosfir
yang berbeda di tokonya. Tak heran persaingan bisnis ritel semakin hari semain
memanas. Toko kelontong memang masih bertebaran di sudut perkampungan tetapi
konsep bisnis retail modern lebih menjanjikan.
Namun
masih banyak orang yang belum paham betul untuk mengelola bisnis ritel mereka
secara modern.
Ada 5 (lima) elememen penting yang belum
di pahami oleh orang yang akan membuka bisnis ritel atau minimarket, Menapa 5
elemen ini penting?, karena jika Anda tidak betul-betul memahaminya, ini akan
berdampak pada merosotnya bisnis ritel Anda yang berujung pada penutupan bisnis
tersebut, 5 elemen tersebut adalah :
1. Location, Bagaimana Anda memilijh lokasi
yang cocok untuk bisnis Anda.
2. Design Store, Bagaimana Anda men design
store agar lebih hidup.
3. Marketing/Promotion, Bagaimana memilih
product, menetapkan harga dan membuat promosi yang tidak ada habisnya.
4. SOP (Standard Operating Procedure),
Bagaimana Anda membuat SOP sederhana akan tetapi efektif di jalankan.
5. IT (Information Technology), Bagaimana Anda
memilih Software terbaik yang cocok untuk bisnis Anda.
Eksistensi
Bisnis Ritel
Keberadaan pasar modern memberikan
banyak pilihan bagi konsumen dalam menentukan lokasi berbelanja. Apalagi
belakangan ini jumlahnya juga semakin banyak. Namun, bagi pebisnis pasar
tradisional, tentu memiliki arti lain. Ketatnya persaingan bisnis ritel
mendorong para pengusaha untuk melakukan terobosan dalam strategi berdagang,
baik menyangkut kemasan toko, pelayanan, hingga soal harga produk. Hal ini
tentunya akan memberi keuntungan lain bagi para calon pembeli. Singkat
kata,dalam urusan berbelanja,kondisi ini benar-benar memanjakan para konsumen.
Konsumen juga memegang kendali dalam
menentukan hidup matinya sebuah toko modern, bahkan berpengaruh dalam
pertumbuhan pasar modern. Bagi pebisnis ritel, karakter masyarakat akan menjadi
pertimbangan dalam mengembangkan usahanya. Executive Director dari Retail Measurement
Services Nielsen,Teguh Yunanto menuturkan, peritel akan melihat populasi
penduduk sebagai salah satu pertimbangan dalam membuka toko.
Namun, seiring perpindahan lokasi
permukiman ke daerah pinggiran, toko cenderung tumbuh di daerah tersebut dan menurun
di kota besar. Hasil Nielsen Retail Establishment Surveyyang dilakukan pada
akhir 2010 secara keseluruhan memperlihatkan lanskap ritel Indonesia menurun
1,3% dilihat berdasarkan jumlah toko. Hingga akhir 2010, tercatat 2.524.111
toko tersebar di Indonesia terdiri atas pasar tradisional dan modern.
Sebarannya 57% di Pulau Jawa, 22% di Sumatera, dan 21% sisanya di pulaupulau
lain. Dari hasil survei tersebut yang cukup menarik adalah menyangkut
persaingan antara pasar tradisional dengan modern.
Ritel modern mencakup hal yaitu
pendekatan manajemen kategori dan manajemen rantai pasokan. Dalam konteks ini,
manajemen kategori dapat dipahami sebagai suatu pendekatan cara penanganan
barang pada tingkat kategori melalui klasifikasi yang terstruktur dan sistematis
pada bauran produk.
Sementara
itu, paradigma baru dalam manajemen rantai pasokan barang menempatkan retailer
dalam suatu titik/mata rantai dalam jalur distribusi/pasokan barang yang
bersama-sama dengan pihak supplier menjadi bagian dari proses menyeluruh arus
penyediaan barang dari hulu ke hilir. Paradigma baru ini menuntut adanya
kesamaan persepsi antara supplier dengan retailer dalam memandang pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan konsumen sebagai tujuan akhir proses.
sumber :