Sabtu, 26 April 2014

metode operasi ritel

Pengertian Retail
            Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu " Retailer" yang berarti " Memotong menjadi kecil kecil" (Risch, 1991 ). Sedangkan menurut Gilbert (2003) Retail adalah Semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi
Dalam kamus Bahasa Inggris - Indonesia, Retail bisa juga di artikan sebagai "Eceran"
Pengertian Retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan
Pengertian Retailer adalah semua organisasi bisnis yang memperoleh lebuh dari setengah hasil penjualannya dari retailing ( lucas, bush dan Gresham, 1994)
  1. RITEL DALAM BENTUK TOKO
Fungsi Retail
Ritel merupakan tahap akhir proses distribusi dengan dilakukannya pnjualan langsung pada konsumen akhir. Dimana bisnis retail berfungsi sebagai perantara antara distributor dengan konsumen akhir, Retailer berperan sebagai penghimpun barang, took retail sebagai sebaga temat rujukan. Ritail berperan sebagai penentu eksistensi barang dari manufacture di pasar konsumsi.

KARAKTERISTIK DAN TIPOLOGI
  1. Karakteristik
  • Small Enough Quantity (Partai kecil,dalam jumlah secukupnya untk dikonsumsi sendiri dalam periode tertentu)
  • Impulse buying (kondisi yang tercipta dari ketersediaan barang dalam jumlah dan jenis yang sangat variatif sehingga menimbulkan banyak pilihan untuk konsumen)
  • Store Condition ( KOndisi lingkungan dan interior dalam toko)
  1.  Tipe Bisnis Retail Klasifikasi retail berdasarkan :
Kepemilikan ( Owner ):
  • Single-Store Retailer (tipe yang paling banyak jumlahnya dengan ukuran toko umumnya dibawah 100 m²)
  • Rantai Toko Retail (toko retail dengan banyak cabang dan dimiliki oleh institusi perseroan)
  • Toko Waralaba (toko yang dibangun berdasarkan kontrak kerja sama waralaba antara terwaralaba dengan pewaralaba)
Merchandise Category:
  • Specialty Store/ Toko Khas (Menjual satu jenis kategori barang yang relative sedikit/ sempit)
  • Grocery Store/ Toko Serba Ada (menjual barang groceries (sehari-hari))
  • Departement Store (menjual sebagian besar bukan kebutuhan pokok, fashionable, bermerek, dengan 80% pola konyinyasi)
  • Hyperstore(menjual barang dalam rentang kategori barang yang sangat luas)

Luas Sales Area :
  • Small Store/kiosk (kios kecil yang umumnya merupakan toko retail tradisional, dioperasikan sebagai usaha kecil dengan sales kurang dari 100 m²)
  • Minimarket (dioperasikan dengan luasan sales area antara 100-1000 m²)
  • Supermarket (dioperasikan dengan luasan sales area antara 1000-5000 m²)
  • Hypermarket (dioperasikan dengan luasan sales area antara lebih dari 5000 m²)
 Non-Store Retailer :
  • Multi-Level-Marketing (MLM) : Model penjualan barang secara langsung dengan system komisi penjualan berperingkat berdasarkan status keanggotaan dalam distribution lines
  • Mail & Phone Order Retailer ( Toko pesan antar ) : perusahaan yang melakukan penjualan berdasarkan pesanan melalui surat atau telepon
  • Internet/ Online Store (e-Commerce) : Toko Retail di dunia maya yang mengadopsikan internet ke dalam bentuk online retailing

2.      RITEL DALAM BENTUK BUKAN TOKO

Untuk menemukan pola-pola bisnis ritel secara e-commerce ( Amir Hartman dalam bukunya “Net-Ready” (Hartman, 2000) secara lebih terperinci lagi mendefinisikan E-Commerce sebagai “suatu jenis dari mekanisme bisnis secara elektronis yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi (B-to-B) maupun antar institusi dan konsumen langsung (B-to-C)”. ), tentu saja harus Mempelajari transformasi dari pola-pola penjualan retail secara fisik. Permasalahan inti dalam perdagangan retail mempunyai 4 elemen :
1. Mendapatkan product yang tepat
2. Harga yang tepat
3. Waktu yang tepat
4. Tempat yang tepat

3.      RITEL WARALABA
Waralaba (franhising) merupakan cara memasuki dunia usaha yang sangat populer di seluruh dunia. Produk-produk waralaba telah menjadi produk global. Diler mobil, motor, bahan bakar, dan alat rumah tangga lainnya berkembang di seluruh dunia. Format bisnis waralaba telah memberikan fasilitas jasa yang luas bagi para diler seperti pemasaran, periklanan, pelatihan, standar produksi, dan pengerjaan manual, serta bimbingan pengawasan kualitas. Logo-logo dari usaha waralaba terlihat di pusat-pusat perdangan seperti di jakarta, bandung, surabaya, bahkan sampai kota-kota kecil lainnya.
Dalam waralaba, perusahaan yang diberi hak monopoli menyelenggarakan perusahaan seolah-olah merupakan bagian dari perusahaan pemberi lisensi yang dilengkapi dengan nama produk, merek dagang, dan prosedur penyelenggaranya secara standar. Franchisor mengizinkan franchisee untuk menggunakan nama, tempat/daerah, bimbingan, latihan karyawan, periklanan, dan perbekalan material yang berlanjut. Dukungan awal meliputi salah satu atau keseluruhan dari aspek-aspek berikut ini :
a)      Pemilihan tempat
b)      Rencana pembangunan
c)      Pembelian peralatan
d)     Pola arus kerja
e)      Pemilihan karyawan
f)       Periklanan
g)      Grafik
h)      Bantuan pada acara pembukaan

Selain dukungan awal, bantuan lain yang berlanjut dapat pula meliputi faktor-faktor berikut ini :
a)      Pencatatan dan akuntasi
b)      Konsultasi
c)      Pemerikasaan dan standarisasi
d)     Promosi
e)      Pengendalian kualitas
f)       Nasihat hokum
g)      Penelitian
h)      Material lainnya


Refrensi :



1 komentar:

  1. Promo Terbaru, Buruan Bergabung bersama kami.......
    Agen Bola,Togel,Sabung Ayam,Bola Tangkas Terbaik Sepanjang Masa.....
    Pastikan Anda Tidak Ketinggalan Promo Menarik dari kami.....
    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
    Live Chat Online 24 JAM NONSTOP !!!
    WA : +628122222995
    Pin BBM : BOLAVITA / D8C363CA (NEW)
    sabung ayam live Bolavita

    BalasHapus